Tenabang Seusai Lebaran
Pasca-libur Lebaran perubahan terlihat di daerah Tenabang atau Tanah Abang, khususnya di lingkungan sekitar Pasar Tanah Abang yang biasanya dipadati pedagang kaki lima (PKL) hingga ke badan jalan, sudah tidak lagi kita jumpai di sana.
Sebagaimana yang dikatakan Gubernur DKI Joko Widodo sesaat sebelum lebaran, bahwa pedagang kaki lima di sekitar Pasar Tanah Abang tidak lagi diperbolehkan berjualan di badan jalan maupun di trotoar.
Kebijakan menempatkan para pedagang ke dalam gedung di Blok G di Pasar Tanah Abang dijalankan melalui pendekatan langsung yang dilakukannya dengan mengedepankan nasib mereka.
Kebijakan membersihkan area jalan dan trotoar kali ini mudah-mudahan tidak bernasib sama dengan kebijakan yang pernah dilakukan oleh gubernur-gubernur sebelumnya, di mana dalam satu hingga tiga bulan ke depannya, pedagang kembali menjamur di trotoar hingga ke badan jalan.
Patut dijaga pula agar jalan yang sudah tidak ditempati pedagang itu tidak dipakai angkutan umum untuk nge-tem atau jadi tempat parkir kendaraan.
Kebijakan gubernur dapat dilengkapi dengan membangun trotoar yang lebar dan nyaman bagi pedestrian atau pejalan kaki. Membongkar dan membenahi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di trotoar, kemudian melengkapi trotoar dengan lanskap dan furnitur, baik tempat duduk, tempat sampah, pepohonan yang rindang, hingga perlengkapan parkir sepeda, rambu-rambu, lampu, telepon umum, saluran air. Bila perlu ditambahkan pula ornamen, semacam patung atau hal-hal lainnya, pasti akan menjadikan daerah Tanah Abang menjadi lebih manusiawi.
Bila pengunjung merasa nyaman dan dapat melepas lelahnya sejenak, tentu ini secara tidak langsung dapat meningkatkan aktivitas berbelanja di daerah ini.
Sehingga judul berita di harian Kompas, 13 Agustus 2013 bahwa Kini Semua Merasa Nyaman di Tanah Abang, pun menjadi lebih nyata.
Ayo kita berbenah diri!
14 Agustus 2013 | samidirijono | arsitek |
Leave a Comment