Membuang Sampah

Sudah dari zaman kuliah dahulu memilah sampah dilakukan dan sudah dari zaman sebelum kuliah pengangkut sampahnya hanya satu (tidak dibedakan gerobak, mobil, atau pun truk pengangkutnya). Padahal sekarang minimal sampah sudah dipilah jadi 3, ada organik, anorganik, dan B3 (bahan beracun berbahaya)

Di trotoar Geloda Bung Karno kalau dari jalan malah terlihat sudah ada 5 macam tempat sampah berjejer!

Kendaraan yang ngangkut?  🤷🏻‍  (entahlah)



Pemerintah sudah dari dua dekade lalu menghimbau dan menggalakkan kesadaran memilah sampah.

Mungkin baru pemerintah kota Makassar yang sudah mengubah perilakunya memilah pengangkut sampah?  🤷🏻‍

Wali kota Makassar yang lalu,  Ramdhan Pomanto, memulai dari mengajak dan melatih masyarakat di lorong-lorong (gang) di kota Makassar untuk memilah sampah dan mengolah sampah, membuat bank sampah,  serta memilah pengangkutan sampah dengan armada yang berbeda.

Apa yang dilakukan oleh pemerintah kota Makassar harus dijadikan contoh untuk daerah-daerah lainnya, bahwa pemerintah kota, pemerintah kabupaten, gubernur kudu nyiapin armadanya, juga termasuk mengedukasi ke tukang angkut sampahnya. Memberikan contoh kepada masyarakat memilah sampah.

Masyarakat kita masih butuh contoh, masih butuh pemimpin yang mencontohkan (panutan).

Jadi selain masyarakat harus mengubah perilakunya, pemerintah beserta jajarannya pun perlu mengubah perilakunya juga.

Sebagai masyarakat bisa memulai dari diri kita sendiri, edukasi ke keluarga, dan komunitas kita, agar bisa menularkan hal-hal positif menjadi kebiasaan yang positif untuk orang-orang di sekitar kita memberi edukasi sejak dini tentang membuang sampah (termasuk memilah kategori apa sampah itu).

Sila kedua ... Kemanusiaan yang adil dan beradab.


04 Agustus 2019 | samidirijono | arsitek |

Tidak ada komentar

Silakan isi komentar Anda di sini, jangan lupa sertakan nama atau e-mail

Diberdayakan oleh Blogger.