Chalwanka

Jumat petang kemarin, saat masuk dari tempat parkir di lantai tiga Atrium Senen, dari arah bawah terdengar suara membahana alunan musik instrumental dengan suara melodi yang berbeda dari yang biasa kita dengar.

Melongok ke bawah secara selintas tidak tampak ada pertunjukan musik, yang terlihat hanyalah ramai pengunjung. Namun setelah diamati sejenak barulah tampak sekumpulan orang yang membentuk setengah lingkaran, yang ternyata adalah pengunjung yang sedang menonton pertunjukan musik etnis dari pegunungan Andes.

Karena ukuran panggung hanya berkisar satu setengah kali dua meter dengan ketinggian tidak sampai 20 cm, di mana pemusik yang tampil solo dan penonton sama-sama dalam posisi berdiri, ditambah lagi di lantai itu juga sedang berlangsung bazar dengan keramaian pengunjung yang cenderung merata, mengakibatkan tidak terjadi perbedaan mencolok di antara mereka bila hanya dilihat selintas.

Chalwanka adalah nama grup musik yang memainkan salah satu alat musik yang disebut zampona. Zampona adalah alat musik tiup yang berasal dari Amerika Latin berbentuk silinder atau tabung dengan lubang yang tertutup pada salah satu ujungnya dan biasanya terdiri dari 5 tabung atau lebih. Bisa terbuat dari bambu, kayu, atau bahan lainnya. Suara yang dihasilkannya sangat khas.

Sebetulnya Chalwanka terdiri dari dua orang, namun saat itu hanya seorang saja yang tampil dan dengan hanya diiringi rekaman musik instrumental ia memainkan melodi dengan zampona.

Selain menyaksikan permainan musik yang menawan ada satu pelajaran lain dapat dipetik dari sini, yakni tentang arsitektur, yang berhubungan dengan ruang (space) dan tempat (place). Bahwa manusia tanpa disadari atau pun diatur punya kecenderungan membentuk lingkaran ketika mereka menyaksikan sebuah pertunjukan atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian. Dan seperti kita ketahui bahwa lingkaran memang memiliki sesuatu yang disebut pusat atau sumbu.

Jadi jangan heran bila colosseum, amphitheatre, atau pun tempat-tempat pertunjukan biasanya mengambil bentuk-bentuk lingkaran, baik berbentuk seperempat, setengah, elips, hingga lingkaran penuh.

| 28 Maret 2010 | samidirijono | arsitek |

:: sumber foto dari internet dan koleksi pribadi ::

Tidak ada komentar

Silakan isi komentar Anda di sini, jangan lupa sertakan nama atau e-mail

Diberdayakan oleh Blogger.