Premanisme dan Investasi: Antara Hukum dan Kepura-puraan

BELAJAR DARI NEGERI TIONGKOK ~ CARA PEMERINTAH CHINA BERPERANG "MENGHABISI PARA PREMAN, GANGSTER – TRIAD ATAU KELOMPOK MAFIA, YANG MENGGANGGU INVESTASI DI NEGARANYA. 👍😎 

Premanisme dan Investasi: 
Antara Hukum dan Kepura-puraan 

Tahun 1997, Inggris mengembalikan Hong Kong ke China.

Warisan utamanya? 
Bukan gedung pencakar langit, tetapi TRIAD:
organisasi kriminal yang mengakar, dilestarikan kolonial demi stabilitas palsu.

Beijing tak mau kompromi.
Tahun 1999, dalam sembilan hari, tentara masuk,
2/3 polisi ditangkap, gangster diburu hingga ke Kamboja.
Hukum ditegakkan dengan cara yang hanya dimengerti negara besar:
tegas, cepat, tanpa debat kusir

Macao? 
Lebih cepat lagi prosesnya. 

Preman kabur sebelum bendera merah dikibarkan.

China menghapus kekuatan tandingan, ormas, gangster,
semua yang mencoba menjadi negara dalam negara.
Kini hukum berdiri sendiri, tak butuh juru bicara.

Shenzhen tumbuh, 
Dongguan melebar.

Prostitusi dibiarkan sebentar, lalu ditebas. 

Kepala polisi dihukum mati,
pengusaha dipenjara,
preman direhabilitasi, dipindah ke padang gurun,
menanam harapan dari bekas amoralitas.

China bangun ekonomi bukan dengan kompromi, tetapi ideologi.

Tak ada kekuatan selain negara
Tak ada loyalitas selain ke presiden. 

Investasi?
Mengalir karena kepastian.
Karena hukum bukan slogan, tetapi pedang. 

ilustrasi premanisme, hukum, dan kepura-puraan | @timesindonesia

Lalu kita lihat ke cermin: 
Di negeri ini, ormas justru dikawal, disapa, dan disuapi.

Yang dahulu preman, kini pakai jas dan pin partai.
Yang seharusnya ditertibkan, justru diundang ke panggung kekuasaan.
Bendera ormas dan partai berkibar dalam satu tiang.

Lucu? ... Tidak
Menyedihkan?!! ... Iya. 

Kalau China membabat preman demi investor,
kita malah pelihara mereka demi suara.

Kalau China tegas karena ideologi,
kita lunak karena kalkulasi elektoral.

Maka jangan heran:
Investasi datang dengan syarat

dan 

Hukum berdiri dengan tongkat, bukan pedang. 

(sekedar referensi, contoh nyata, dan perbandingan yang realistik) 🙏🤝

_
Tulisan ini diambil dari salah satu grup wa pada tanggal 15 Mei 2025 yang dikirim oleh salah seorang anggota grup, tulisan yang menggambarkan kondisi negara kita saat ini dan bilamana ingin hukum tegak dengan baik.

Dewi Keadilan ditutup matanya agar dia menimbang dengan nuraninya, bukan untuk berjalan dengan tongkat.


30 Mei 2025 | samidirijono | arsitek | 

Tidak ada komentar

Silakan isi komentar Anda di sini, jangan lupa sertakan nama atau e-mail

Diberdayakan oleh Blogger.