Amin atau Aamiin?

BAHASA INDONESIA  antara  lafal  dan  tulisan.

Belakangan ini semakin banyak orang (umat islam khususnya) yang menggantikan tulisan AMIN dengan AAMIIN, benarkah itu?



MARI kita coba ...

Miing
diucapkan  ming  atau  mi.ing? (terputus atau tidak?)

Iis Dahlia
diucapkan  is dahlia  atau  i.is dahlia?

Daan Mogot
diucapkan  dan mogot  atau  da.an mogot?

Mangindaan
diucapkan  mangindan  atau  manginda.an?

Perbedaan
diucapkan  perbedan  atau  perbeda.an?

Manfaat
diucapkan  manfat  atau  manfa.at?

Saat
diucapkan  sat  atau  sa.at?

Taat
diucapkan  tat  atau  ta.at?

Aamiin
diucapkan  ...?

🙄 🤷‍♀




Bahasa Indonesia tidak mengenal panjang pendeknya huruf dalam kata sedangkan di dalam bahasa Arab, (bisa) ada huruf yang sama (atau berbeda) yang dibaca memanjang, walau lama dijajah Belanda, tetapi bahasa Indonesia tidak juga mengadopsi itu. 



Amin ... (kalau mau) ...
bisa dilafalkan  amin,
bisa dilafalkan  aaaaaaaaamin  (a  dipanjangkan),
bisa dilafalkan  aaaaaamiiiiiiin  (a  dan  i  dipanjangkan),
bisa dilafalkan  amiiiiiiin  (i  dipanjangkan)

Berapa panjangnya  a  dan berapa panjang  i?
Apakah  a  dan  i  dilafalkan sama panjang atau berbeda?

Dilafalkan  aamiin, atau
dilafalkan  aamiiiin ...
mana yang betul?

Di dalam bahasa Arab, ada huruf yang dibaca panjang, yang disebut madd, dan ada yang dibaca pendek yang disebut harakat.


Jadi sebetulnya bisa tergantung bagaimana cara kita mau melafalkan saja, sedangkan penulisannya tetap saja Amin. Sebagaimana kita melafalkan kata (tulisan) Allah, bagi yang beragama Islam secara otomatis berbeda melafalkannya meski tulisannya sama.

Bila ditakutkan salah, mungkin tidak perlu mengucapkan amin, ucapkan saja artinya langsung (bila mau diartikan kabulkanlah) jadi ‘kabulkanlah’ ya Allah, salahkah?

Yakinlah, tidak seperti kita manusia,  Allah itu Maha Tahu, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pasti tahu apa maksud ucapan makhluk ciptaan-Nya ... wallahualam bissawab.

Dan Jangan kita lupa akan ayat yang menyatakan ... kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal ... bukan agar kalian atau kita menjadi sama. Bahasa Indonesia ya bahasa Indonesia, bahasa Arab ya bahasa Arab, tidak perlu disamakan ataupun disatukan meski kita mempunyai Tuhan yang sama.

Ada pepatah yang menyatakan bahwa Bahasa Menunjukkan Bangsa, jadi bila ingin merusak bangsa, kacaukan saja bahasanya, maka bangsa itu akan hancur pula. Apalagi Bahasa Indonesia itu adalah bahasa persatuan kita, dari ujung timur sampai ujung barat, dari ujung utara hingga ujung selatan menggunakannya sebagai bahasa pengantar (persatuan) antarsuku bangsa kita dan banyak pula yang menggunakannya sebagai bahasa sehari-hari.

Kalau bukan kita yang ikut menjaga keutuhan bahasa demi bangsa dan negara ini, siapa lagi?


2 Mei 2025 | samidirijono | arsitek | 



daftar pustaka

    ---. (2025, 9 Maret). "Amen". Wikipedia. Diakses 14 Maret 2025, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Amen
    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (Versi daring: 4.1.1.0-20241202120433). "Amin". KBBI VI Daring. Diakses 14 Maret 2025, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/
    Baits, Ammi Nur. (2011). "Lafal 'Amin' yang Benar". Konsultasi Syariah. Diakses 14 Maret 2025, dari https://konsultasisyariah.com/5467-lafal-amin-yang-benar.html

Tidak ada komentar

Silakan isi komentar Anda di sini, jangan lupa sertakan nama atau e-mail

Diberdayakan oleh Blogger.