Kompos Anaerob

Setahun lalu atau tepatnya 30 Juni 2022 telah tersedia drum komposter (alat pembuat kompos) yang dibeli dari toko daring, harganya saat itu lumayan juga sudah di atas 400 ribuan dan naik terus sampai 600 ribuan lebih saat ini … huft lumayan juga. 

Ide yang bermula dari iseng-iseng berpartisipasi mengurangi sampah yang keluar dari rumah, dengan berbekal ilmu mengolah sampah yang digali saat terlibat sebagai Tim Teknis di Sudirektorat Rumah Khusus Kementerian PUPR dan pengalaman lapangan yang didapat saat berkunjung ke Makassar, di mana wali kota Mohammad Ramdhan (Danny) Pomanto mengenalkan bagaimana cara Makassar mengolah sampah menjadi kompos di lorong-lorong (gang) yang ada di sana. Kalau tertarik nanti di lain waktu akan kami ceritakan kedua pengalaman itu.

Dari pembelian komposter itu didapat drum pengompos 50 liter beserta kelengkapannya berupa 

  • 4 batang pipa pvc diameter 2 cm, 
  • 1 pipa pvc diameter 2 inci, 
  • 1 buah keran, 
  • 1 set tutup pvc 4 inci, 
  • 1 buah impra-board berlubang-lubang 

yang kesemua itu masih dalam keadaan belum terpasang yang kudu dirakit sendiri tanpa diberikan panduan perakitannya. 


Didapati pula 1 sarung tangan, 1 botol EM4, 1 botol penyemprot, dan secarik keterangan singkat (selembar brosur bergambar komposter aerobik) cara membuat kompos. 


Judul brosurnya 

Mengompos Sederhana Ala Rumah Tangga

Kompos adalah hasil penguraian tidak lengkap dari campuran bahan organik yang dapat dipercepat oleh mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik.

Mengapa harus mengompos?

  • Karena sisa bahan organik yang tidak diberi perlakuan khusus akan menimbulkan bau tidak sedap, gangguan visual, dan menghasilkan air lindi.
  • Selain itu bisa mengurangi dampak keberadaan Tempat Pembuangan Akhir.
  • Juga kewajiban menjaga kesuburan tanah demi terjaganya suplai pangan untuk manusia.

Urutan mengompos

  1. Masukkan material cokelat, seperti daun kering, sekam bakar, kertas koran, kardus, tanah gembur jerami, atau serbuk kayu. 
    Belajar dari pengalaman, yang perlu diperhatikan di sini adalah ukuran material yang dimasukkan sebaiknya kecil dan ramping (jangan yang besar atau lebar) agar lebih mudah terurai.
  2. Masukan material hijau, seperti sayur, kulit buah, sisa makanan basi.
    Ukuran material hijau pun sebaiknya dicacah atau dipotong kecil-kecil saja.
  3. Semprot dengan EM4 dengan perbandingan 1 tutup botol EM4 campur 1 liter air bersih
    Penyemprotan bisa diberikan secukupnya saja dan tidak perlu dilakukan setiap kali memasukkan material, cukup sekali-sekali saja.
  4. Masukkan lagi material cokelat untuk menutupi material hijau agar tidak bau.
  5. Setelah 1 minggu aduk-aduk kompos agar merata pematangannya.


Keterangan tambahan

  • Bahan organik hijau adalah bahan yang masih segar (kaya akan nitrogen). Contoh: kulit pepaya, tangkai bayam, kulit wortel
  • Bahan organik cokelat adalah bahan yang sudah kering (kaya akan karbon)

Cara Kerja

  • Tutup rapat wadah selama 4 hari
  • Tanda kematangan starter yaitu hangat, embun pada tutup, dan organik hijau menghitam
  • Isi sampah organik tiap hari dan aduk
  • Tambah bioaktivator jika kering atau organik cokelat jika becek
  • Saat komposter penuh, hentikan pengisian selama 1-2 minggu 

Panen

  1. Pupuk organik cair bisa dipanen setelah 2-3 minggu
  2. Pupuk kompos padat bisa dipanen setelah 4-5 minggu

Ternyata mengompos memerlukan usaha lebih, tapi sangat berguna khususnya untuk yang rajin bertanam dan pemelihara tanaman ... minimal bisa tidak perlu lagi membeli pupuk.


16 Juni 2023 | samidirijono | arsitek | 

Tidak ada komentar

Silakan isi komentar Anda di sini, jangan lupa sertakan nama atau e-mail

Diberdayakan oleh Blogger.