Selamat Tahun Baru
Malam tahun baru telah kita lewati. Kehidupan mulai bergerak lambat bersiap untuk kembali menjalani rutinitasnya.
Kemeriahan Jakarta di malam menjelang tahun baru kemarin tidak seperti biasa. Meski orang tetap ramai berbondong-bondong menuju titik-titik keramaian, seperti di tugu Selamat Datang di bunderan Hotel Indonesia, Ancol, Kemayoran, dan Monas.
Bukan hanya penduduk Jakarta yang merayakan malam pergantian tahun di ibu kota ini. Mereka yang tinggal di kota-kota sekitar Jakarta pun turut hadir memeriahkan malam tutup tahun di kota ini. Bahkan salah seorang di antara kami, Fatima, dari Banjarmasin pun kali ini khusus datang untuk menikmati malam tahun baru di ibu kota.
Di jalan-jalan, suara terompet tidak lagi segemuruh tahun-tahun sebelumnya. Apakah ini pertanda bahwa tingkat kesulitan hidup di negeri ini semakin tinggi?
Yang bertambah semarak hanyalah kemeriahan kembang api di pusat-pusat keramaian mau pun di permukiman penduduk yang mewarnai berbagai penjuru kota.
Selepas perayaan malam pergantian tahun, pasukan kebersihan kota berseragam putih sibuk bekerja membersihkan tempat dan jalanan ibu kota yang dipenuhi sampah. Baik sampah sisa kembang api mau pun sisa makanan atau minuman yang dibuang sembarangan.
Kita memang masih harus belajar banyak tentang kebersihan.
Bila di rumah kita bisa membuang sampah di tempat sampah, sudah sewajarnya bila di jalan mau pun di tempat umum kita juga bisa melakukan hal itu.
Bukankah dalam arti luas, kota adalah rumah yang kita huni bersama? Dan untuk cakupan yang lebih luas lagi, tentunya negara ini pun adalah rumah kita bersama.
Pemerintah juga punya kewajiban menyediakan tempat sampah di berbagai penjuru kota. Dan secara rutin mengangkut sampah yang terkumpul ke tempat pembuangan akhir, untuk dipilah dan diolah sehingga menjadi lebih berguna.
Mari jaga kebersihan negara, karena negara inikan rumah kita juga.
Amalkan pepatah lama yang menyatakan...
"Bersih pangkal sehat, rajin pangkal pandai, dan hemat pangkal kaya".
02 Januari 2011 | samidirijono | arsitek |
Kemeriahan Jakarta di malam menjelang tahun baru kemarin tidak seperti biasa. Meski orang tetap ramai berbondong-bondong menuju titik-titik keramaian, seperti di tugu Selamat Datang di bunderan Hotel Indonesia, Ancol, Kemayoran, dan Monas.
Bukan hanya penduduk Jakarta yang merayakan malam pergantian tahun di ibu kota ini. Mereka yang tinggal di kota-kota sekitar Jakarta pun turut hadir memeriahkan malam tutup tahun di kota ini. Bahkan salah seorang di antara kami, Fatima, dari Banjarmasin pun kali ini khusus datang untuk menikmati malam tahun baru di ibu kota.
Di jalan-jalan, suara terompet tidak lagi segemuruh tahun-tahun sebelumnya. Apakah ini pertanda bahwa tingkat kesulitan hidup di negeri ini semakin tinggi?
Yang bertambah semarak hanyalah kemeriahan kembang api di pusat-pusat keramaian mau pun di permukiman penduduk yang mewarnai berbagai penjuru kota.
Selepas perayaan malam pergantian tahun, pasukan kebersihan kota berseragam putih sibuk bekerja membersihkan tempat dan jalanan ibu kota yang dipenuhi sampah. Baik sampah sisa kembang api mau pun sisa makanan atau minuman yang dibuang sembarangan.
Kita memang masih harus belajar banyak tentang kebersihan.
Bila di rumah kita bisa membuang sampah di tempat sampah, sudah sewajarnya bila di jalan mau pun di tempat umum kita juga bisa melakukan hal itu.
Bukankah dalam arti luas, kota adalah rumah yang kita huni bersama? Dan untuk cakupan yang lebih luas lagi, tentunya negara ini pun adalah rumah kita bersama.
Pemerintah juga punya kewajiban menyediakan tempat sampah di berbagai penjuru kota. Dan secara rutin mengangkut sampah yang terkumpul ke tempat pembuangan akhir, untuk dipilah dan diolah sehingga menjadi lebih berguna.
Mari jaga kebersihan negara, karena negara inikan rumah kita juga.
Amalkan pepatah lama yang menyatakan...
"Bersih pangkal sehat, rajin pangkal pandai, dan hemat pangkal kaya".
02 Januari 2011 | samidirijono | arsitek |
Leave a Comment